Ticket to the moon
         By : @BPE_RapEJ
         [Main cast : Eunjung T-ara – Sehun EXO – Dujun B2ST]
         Chapters (1 of 3) //Comedy-Romance (gajelas juga)
 
         -oOo-
         “Pakai ini!”, seru ku menyodorkan syal tebal hitamku saat melihat namja yg selalu mengikutiku ini terlihat pucat. Meski aku tidak berminat mempedulikannya, tetapi karena kami terlalu sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama (ya walau dengan kesibukan kami masing-masing) mau tidak mau, aku kasihan juga. Namja yang sudah bisa kupastikan usianya lebih muda dariku dengan detail wajah sempurna dan kulit seputih salju ini menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum sambil membenahi tudung jaketnya.
 
         “Yasudah kalau tidak mau”, kataku kesal. Aku berlari kecil menyebrangi jalan di pusat pertokoan myungdong ini. Aku berniat untuk menghangatkan diriku dengan menikmati sup kentang pedas. Ck, dia masih saja mengikutiku. Dasar namja aneh.
 
         “Ini sudah hampir 3 bulan ya kau mengikutiku. Hm, begini saja…”, tanpa basa-basi aku meraih tangan kanannya, dan menyalaminya. “Hai, aku Ham eunjung! Kau sendiri siapa?”, tanyaku penuh harap.
 
         “Kau lucu”, namja itu malah tertawa dan menepis tanganku. Aigoo… menyebalkan.
        
         “YAA!!!”, seruku lumayan kencang dan menarik perhatian orang-orang di kedai sup kentang itu. Namja didepanku ini pun sampai membulatkan matanya karena terkejut. Aku menundukkan kepalaku, ck memalukan… Aku benci sekali menjadi pusat perhatian seperti ini. Babo jungie!!!
 
         “Oh Sehun”,
        
         “…”
 
         “Hei, namaku Oh sehun”,
 
         “Aku tidak peduli. Kau diam sajalah, Sehun-ssi”,
 
         “Kau peduli”,
 
         “Tidak”,
 
         “Kau baru saja menyebut namaku dengan lancar”,
 
         “Itu… itu karena ingatanku baik…ck, kau mau makan tidak?”, tanyaku mengalihkan perhatian. Kenapa aku jadi salah tingkah begini? Aigoo eunjung, lihat baik-baik, dia masih polos!
 
         “Aku menyukaimu, eunjung noona”,
 
         UHUK!!!
 
         Tolong jangan salahkan aku kalau isi mulutku yang sedang penuh-penuhnya ini berhamburan keluar! Ini sangat… pedas!!!
 
         Sehun menyodorkanku segelas penuh air dingin. “Jadilah pacarku noona”, katanya lagi dengan senyum TERMANISNYA!
 
         UHUK!!!
 
         Kali ini tolong jangan salahkan aku… kalau air yg harusnya mengalir turun ke tenggorokanku ini malah naik ke atas dan keluar begitu saja dari lubang yang salah! Aisshh… jinjja! Kenapa namja ini suka sekali mengejutkanku!
 
         “…”, aku sudah tidak punya muka lagi duduk disini. Pasti mereka semua sedang membicarakan tingkah bodohku. Aku segera meraih tasku dan pergi keluar. Sebelumnya tentu saja kutinggalkan uang untuk membayar makananku tadi.
 
         -oOo-
 
         Hai, Dujun-ah
         Apa kabar? Wah, aku masih sangat merindukanmu! Ck, kapan kau kembali ke Seoul? Atau setidaknya, kapan kau membalas emailku? Haha, kau sibuk sekali ya, sampai tidak sempat membuka akun emailmu ini.
 
         Hm, kita sudah 3 tahun berpisah… Kau bilang kau pasti kembali untukku. Apa Jepang itu lebih indah dari Seoul? Aigoo… kau tau, kalau kau pulang nanti aku akan menendang kakimu! Kau tidak percaya? Hei, jangan lupa aku memegang sabuk hitam taekwondo, jadi berhati-hatilah!
 
         Kkkk~ aku bercanda! Aku menyayangimu, Yoon Dujun!
 
         Kirim!
 
         “Haahhh…”, aku berguling kesamping kiri setelah mengirim email yang entah sudah keberapa kalinya untuk Dujun. Aku sangat merindukannya. Kami berpisah saat SMU dulu, dia melanjutkan kuliahnya ke Jepang. Aku sendiri sibuk merintis bisnis butik onlineku disini.
 
         Aku tahu beberapa temanku pasti menganggapku yeoja paling bodoh didunia ini. Aku tahu keadaanku yang seperti ini sangat menyedihkan, hanya menunggu Dujun. Entah sampai kapan. Apa aku harus melupakannya? TIDAK! Aku sudah berjanji padanya.
 
         -oOo-
 
         “Berapa lama lagi hyung?”, Sehun terlihat sangat serius berbicara dengan seseorang di ponselnya. Ia berdiri bersandar pada salah satu tiang di teras kamarnya yang terletak di lantai 2.
 
         “Aku hampir siap, Sehun-ah”,
 
         “Kau harus cepat hyung, aku takut tidak bisa mengikuti rencanamu lagi”,
 
         “Maksudmu?”,
 
         “Ah sudahlah, tidak penting. Aku tidur ya hyung. Bye”
 
         Klik!
 
         Sehun memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam. Ia meraba dada kirinya, jantungnya terasa berdebar kencang saat ia mengingat… seseorang.
 
         “Hyung… bagaimanapun aku juga laki-laki. Aku masih bisa merasakan jatuh cinta kan? Kau harus cepat sebelum aku tidak bisa melepaskannya untukmu”, gumamnya sendirian. Ia mengacak rambutnya frustasi.
 
         -oOo-
 
         “Aku bawa ramyun!”, Sehun menaikkan kantung berisi 2 porsi ramyun panas itu hingga sejajar wajahnya. Lagi-lagi ia dating tepat disaat jam makan malam VERSI-nya sendiri. Aku sendiri bahkan tidak pernah ingat kapan waktu yang tepat untuk makan. Intinya, aku tidak suka makan tapi namja ini sudah seperti alarm pengingatku.
 
         Pagi hari aku kuliah fashion design, malam harinya aku bekerja sambilan menjaga tempat penitipan hewan peliharaan di dekat rumahku. Lelah? Tidak juga, aku sangat menyukai hewan-hewan lucu disini.
 
         “Kau tidak ada kelas?”, tanyaku saat melihat tas biru Sehun di meja ku.
 
         “Tidak”,
 
         “Kau tidak punya pacar?”,
 
         “Tidak”,
 
         “Kasihan… mau ku kenalkan dengan adik temanku? Dia sangat cantik dan dia se-usia-mu”,
 
         Sehun meletakkan sumpitnya dan menatap tajam ke-arahku. “Nun, aku tidak suka dijodohkan dengan siapapun. Saat ini aku menyukaimu, aku tidak peduli kau lebih tua dariku. Aku juga tidak memaksa kau harus menjadi pacarku. Jadi kau jangan memaksaku untuk menyukai orang lain”, jelasnya dengan tegas.
 
         “Mianhae”,
         “Lupakan. Cepat makan ramyunmu, dingin tidak enak lagi”,
         “Ne…”, aku menyuap ramyunku kembali, sesekali aku melirik wajah Sehun yang memang sangat sempurna. Bibirnya memerah karena ramyun yg dibawanya ini memang pedas. Tapi… itu membuatnya 3 kali lebih manis dari biasanya.
 
         “Hei”,
         “Aku punya nama, nun”,
         “Ahahaha…aku lupa. Sehun-ah… kenapa kau menyukaiku?”,
         “Aku juga tidak tau. Biar kuperhatikan sebentar”,
 
         Sehun meletakkan sumpitnya dan lagi-lagi menatapku, tapi ini sangat mengintimidasiku. “Wajahmu biasa saja. Tubuhmu juga biasa saja. Kau jauh dari kata pintar, suaramu kencang dan…”,
 
         “Benar!!! Tidak ada yg bagus kan? Tidak ada yg menarik kan? Kurasa seleramu bermasalah”,
 
         Sehun malah tertawa. Ya Tuhan, apa aku boleh membuang anak ini ke laut sokcho? Kurasa selera humornya juga bermasalah. Dia selalu tertawa di saat yang tidak tepat!
 
         “Aku suka cara bicaramu. Itu saja”,
 
         “Hngg?”,
 
         “Suara apa itu? Jelek sekali!”,
 
         “Kuberitahu…”, aku menatapnya tajam kali ini. Ia terlihat menyimak kelanjutan kalimatku. “Itu suara desahan nyamuk! Hah, aku benci sekali denganmu yang bicara berputar-putar. Mana ada orang yg menyukai seseorang hanya karena cara bicaranya? Pergi sana! Aku juga mau pulang!”,
 
         “Benar kau tidak pernah mendengar ada orang yang menyukaimu karena cara bicaramu? Apa aku yg pertama?”,
 
         Deg!
 
         Aku kembali mengingat Dujunku! Ya, dia orang pertama yg mengatakan seperti itu. Tapi… bagaimana Sehun juga mengetahuinya? Apa dia cenayang? Oke ini semakin aneh! Demi kapal titanic yang sangat besar itu (hngg) Sehun mulai menyeramkan. Aku takut dia memiliki laser tembus pandang di matanya! Tidak, tidak, ham eunjung! Ini bukan waktunya bercanda!
 
         “Aku akan mengantarmu”,
         “Terserah”,
         “Aku bawa mobil”,
         “Aku tidak bertanya”,
         “Ini mobil hyungku”,
         “Kau tau? Aku sedang memakai pakaian dalam tetanggaku”,
         “Kau serius? Menggelikan sekali kau nun”,
         “Tentu saja tidak bodoh! Aku tidak peduli kau bawa mobil atau tidak, itu mobilmu atau hyungmu, aku tidak peduli. Kenapa aku selalu kesal sih tiap berbicara denganmu?”,
         “Mungkin kau menyukaiku”,
         “Gila”
 
         TBC
 
         Author’s say…
         Gimana? Gaje ya? Bodo ah! Tapi yang baca ya komen bisa kali *alis naik-turun 10 kali*